Fenomena mushola tanpa pemuda, seakan-akan mustahil ada, tapi memang pada kenyataan ada mushola tanpa pemuda. Salah satu buktinya ketika mushola tersebut mau melaksanakan kegiatan, hampir seluruh panitianya adalah para orang tua, baik dari pembawa acara, panitia, humas, among tamu dll, semua dipelopori para orang tua, mungkin kita berpikir, apa tidak ada pemudanya ? wah …jangan bilang, pemuda kampungnya banyak, bahkan yang Islam mayoritas, tapi mengapa mushola kok bisa tanpa pemuda ? Pemuda banyak, tapi mereka enggan datang ke mushola, sedangkan yang sering ke mushola enggan pula untuk membantu program dan kegiatan yang dipelopori para orang tua. Walhasil kubu orang tua aktif, sedangkan pemuda pasif, wah ..pasif niye…?
Kalau kita mau menyelami secara mendalam, bahwa ada mushola tanpa pemuda, hal ini perlu mendapatkan perhatian kita secara serius, mengapa? tak lain fenomena ini menggambarkan pada kita, bahwa kita sebentar lagi akan kehilangan generasi secara perlahan-lahan. Lalu salah siapa ? Salah pemuda yang sulit diatur atau kesalahan orang tua yang nakal, untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang paling bertanggung jawab, tentunya sangat sulit. Selain sulit, rasanya tidak etis jika kita mencari-cari kesalahan tanpa berusaha untuk mencari solusi.
Salah satu sebab yang menjadikan adanya mushola tanpa pemuda mungkin karena mushola saat ini tidak menarik dimata para pemuda, sehingga pemuda lari dijalanan dan enggan ke mushola. Belum lagi adanya Ta’mir Mushola yang kaku dan senantiasa menggunakan paradigma masa lalu, padahal para pemuda dulu dan kini sangat berbeda, kalau disikapi dengan sikap yang keras, maka pemuda lebih baik tidak aktif dimushola dan lebih baik menjadi jama’ah biasa serta pendengar atau penonton setia disaat para orang tua melaksanakan kegiatan.
Kalau kita tahu bagaimana menyikapi para pemuda, tentu mushola tanpa pemuda tidak perlu ada ditengah kita ….. hidup pemuda Islam ….!!
Dikutip dari tulisan (abu muttatiar)
Posting Komentar